PONTIANAK_Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Y. Anthonius Rawing sosialisasikan Saber Pungli (pungutan liar) di Kantor Imigrasi Kelas 1 TPI Pontianak, Kamis (14/10/2021).

Kegiatan ini dihadiri oleh Pejabat Struktural di lingkungan Kantor Imigrasi Kelas 1 TPI Pontianak. Turut menyampaikan materi Turiman Fathurrahmann selaku Kelompok Kerja Ahli Saber Pungli dari Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak.

Kasat Pol PP Provinsi Kalbar menjelaskan bahwa pungli masih banyak terjadi di sekitar kita.

“Ada yang menyebutnya salam tempel, uang rokok, uang pelicin, ucapan terima kasih, dan macam-macam,” ungkap pria yang akrab di sapa Rawing ini.

Menurutnya, apa pun istilah yang dipakai itu adalah pungli. Pungli adalah kegiatan penarikan uang yang dilakukan secara tidak sah oleh dan untuk pribadi atau oknum petugas atau Aparatur Sipil Negara dengan tujuan tertentu.

“Misalnya, Saya ingin membuat paspor di Kantor Imigrasi Kelas 1 Pontianak. Kemudian ada oknum petugas yang menawarkan jasanya. Bila ingin cepat selesai dalam 1 hari, Saya diminta untuk menyiapkan sejumlah uang,” terangnya.

Oleh karena itu, pria kelahiran Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu ini mengingatkan untuk menghindari segala sesuatu yang mengarah pungli.

Dia pun menjelaskan bahwa pungli dapat membuat hilangnya kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah.

Pungli membuat pelayanan publik menjadi berongkos yang tinggi karena ada pengeluaran tambahan di luar retribusi resmi.

Pungli dapat menghambat pembangunan sebab pungutan-pungutan ini tidak masuk ke kas Negara, tetapi masuknya ke kas pribadi.

“Yang pasti, pungli bisa menimbulkan kesenjangan sosial. Siapa yang punya duit itu yang dilayani,” terang Rawing.

Dalam kesempatan tersebut, Kasat Pol PP Provinsi Kalbar mengapresiasi segala upaya yang telah dilakukan Kantor Imigrasi Kelas 1 Pontianak untuk mencegah terjadinya pungli.

“Buat paspor sekarang sudah online sehingga pelayanan di sini menjadi lebih baik. Saya apresiasi upaya ini untuk mencegah terjadinya pungli,” pungkas Rawing. (NZL)